Dari beragam jenis bisnis yang menjanjikan, kambing menjadi salah satunya. Apalagi, ketika acara-acara seperti aqiqah mau pun hari raya qurban, kambing menjadi komoditi yang sering diincar. Namun, sebenarnya masih banyak lagi hal yang dimanfaatkan dari kambing. Tidak hanya daging, melainkan susu hingga kotorannya dapat dimanfaatkan dan dapat bernilai jual cukup tinggi.
Lalu, bagaimana cara beternak kambing dengan baik dan apa saja yang harus dipertimbangkan? Pertama-tama perhatikan dari aspek kandang tempat kambing akan dipelihara. Kandang yang baik adalah kandang yang cukup terbuka dalam artian agar peternak dapat mengawasi keadaan kambing atau terkontrol.
Kemudian, baiknya kandang didesain berdasarkan jumlah kambing. Berapa pun luas areanya, kandang tempat kambing dipelihara harus leluasa dan tidak membatasi gerak-gerik kambing, sehingga ternak akan merasa nyaman dan hal ini memengaruhi kualitas daging dan produk luaran lainnya.
Source: Special Photo
Bentuk ideal dari kandang adalah seperti panggung dengan penampung kotoran di bawahnya agar mudah dibersihkan, karena kotoran yang terendap dan apalagi jika sulit dibersihkan akan menjadi sumber penyakit bagi makhluk hidup disekitarnya termasuk ternak itu sendiri. Panggung yang dibuat kurang lebih setinggi 1 hingga 2 meter dari permukaan tanah.
Jarak yang baik antara kandang dan permukiman adalah kurang lebih 10 meter, agar terhindar dari bau yang kurang sedap. Kandang yang baik adalah kandang yang kuat untuk menampung kambing dan juga terdapat tempat pakan dipinggir pakan dengan tinggi setinggi bahu kambing.
Jika kandang sudah dipersiapkan, selanjutnya perlu memikirkan bibit untuk diternakkan. Jenis kambing yang umumnya diternakkan adalah kambing Jawa atau terkadang disebut sebagai kambing Kacang. Kemudian, ada pula kambing Etawa. Kambing Jawa identik berbadan kecil secara keseluruhan dibanding kambing Etawa.
Namun, kambing Jawa lebih mudah dari segi perawatannya. Ketahan tubuh kambing Jawa terhadap penyakit menjadi alasan mengapa jenis ini lebih mudah dikembangbiakkan. Sedangkan, kelebihan kambing Etawa adalah produk susu yang dihasilkan, walaupun dagingnya pun juga tidak kalah berkualitas.
Usia kambing yang ideal untuk dijadikan bibit yaitu berusia 4 bulan. Di waktu tersebut, pertumbuhan kambing terjuruskan pada pertumbuhan daging dan dengan itu mudah untuk dimaksimalkan massanya. Dari segi kesehatan, kambing bisa ditentukan dari fisik yang terlihat seperti bulu yang mengkilap, tidak cacat, kaki yang kokoh, mata bening, hidung dan mulut tidak berlendir, tulang punggung berbentuk lurus, dan anusnya bersih.
Barulah jika hal tersebut sudah terpenuhi, maka kambing dapat digemukkan ketika usia sekitar 8 hingga 12 bulan. Menurut rata-rata peternak, kambing dengan ekor yang melebar bukan yang berbentuk cambuk lebih cepat pembentukkan dagingnya yaitu sekitar 3 bulan.
Selanjutnya ketika karakter kambing yang dijadikan bibit sudah ditentukan, maka pakan juga akan memengaruhi kualitas kambing. Secara keseluruhan, rata-rata kambing membutuhkan pakan sehari sebanyak 3 kilogram. Proses meningkatkan massa secara maksimal biasanya memakan waktu selama 3 hingga 5 bulan.
Pakan yang biasa diberikan umumnya rumput, daun singkong, daun turi, daun nangka, mau pun daun singkong dengan protein tinggi. Dedaunan tersebut baiknya dijemur terlebih dahulu sekitar 2 hingga 3 jam dibawah sinar matahari agar meminimalkan kemungkinan-kemungkinan keberadaan racun yang terkandung dalam rumput atau daun.
Pakan juga bisa dicampurkan dengan sayur—mayur sisa dari pasar, jerami, mau pun umbi-umbian. Kemudian, ada baiknya pula pakan padat atau konsentrat dicampurkan agar waktu penggemukkan menjadi lebih cepat. Pakan diberikan kepada ternak pagi dan sore. Berikan juga air minum bersih atau air cucian beras yang sudah dicampur oleh sedikit dedak atau bekatul juga bagus untuk mendukung pertumbuhan kambing.
Untuk melengkapi nutrisi dari pakan kambing, bisa pula menambahkan suplemen yang terkandung asam amino esensial yang dapat membentuk sel, juga yang mengandung vitamin sebagai peningkat daya tahan tubuh hewan ternak. Jika perawatan atau treatment terhadap kambing sudah optimum, kambing bisa dikawinkan.
Pada usia 8 hingga 10 bulan kambing sudah dapat disiapkan untuk dikawinkan, dengan tanda-tanda umum seperti alat kelamin biasanya bengkak, basah, dan kemerahan, lalu ekor yang aktif bergerak, kurang nafsu makan, atau kesimpulannya adalah kambing menunjukkan suatu kegelisahan. Kehamilan kambing memakan waktu 5 hingga 6 bulan. Tanda-tanda kambing akan melahirkan juga menunjukkan gerak-gerik gelisah.
Setelah melahirkan, kambing rata-rata melahirkan sebanyak 1 sampai 4 anak kambing. Ketika sang induk telah melewati 1 bulan setelah melahirkan, sang induk betina dapat dikawinkan kembali. Dalam mengembangbiakkan anak kambing, proses penyapihan dilakukan pada usia 3 sampai 4 bulan. Maka, anak kambing bisa dijadikan bibit. Atau, jika dikembangbiakkan hingga berusia 10 bulan, di usia tersebutlah daging dapat dipanen.
Komentar: