Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang termasuk ke dalam famili Solanaceae (terung-terungan). Di Indonesia, cabai menjadi salah satu bahan masakan yang sangat digemari karena cita rasa pedasnya. Dipengaruhi tingginya permintaan pasar terhadap cabai khususnya cabai rawit, maka harga komoditas satu ini sering mengalami pelonjakan harga terutama di hari-hari besar.
Cabai termasuk di dalamnya cabai rawit sudah tidak lagi terdaftar dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 63 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen sejak akhir tahun 2016. Alasan penetapan ini karena fluktuasi harga yang disebabkan faktor cuaca.
Oleh karena itu, pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan mendorong masyarakat untuk mulai peka terhadap ketersediaan pasokan cabai di pasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah budidaya cabai dalam pot di pekarangan rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dengan baik saat musim hujan maupun kemarau.
Sources: Petani Republik Indonesia
Sebelum memulai untuk budidaya cabai rawit, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu tanaman cabai membutuhkan pengairan yang cukup terutama jika ditanam di lahan kering yang sedikit menyimpan air dan tidak boleh kelebihan air karena tanaman ini sangat rentan terhadap cendawan yang muncul di kelembaban tanah yang tinggi. Salah satu cara untuk tetap menjaga kelembaban tanah yang sesuai bagi tanaman cabai rawit adalah mengaplikasikan mulsa di atas permukaan tanah.
Mulsa ini selain bertujuan sebagai penutup tanah yang melindungi tanah dari panas langsung matahari dengan mencegah penguapan air berlebih, juga mencegah hama dan penyakit tanaman yang dibawa vektor melalui udara dan tanah. Berikut 5 tahapan umum dalam melakukan budidaya cabai rawit bagi pemula:
1. Pemilihan benih unggul
Sources: Special Bibit Cabe
Tanaman cabai rawit biasanya disemai dahulu dari benihnya. Benih cabai rawit yang berkualitas bisa dilihat dari perusahaan produsen, tanggal kadaluarsa, ukuran benih yang seragam, dan varietasnya. Sebelum disemai, benih cabai direndam dahulu dalam air selama 1 jam untuk mempercepat perkecambahan. Benih yang kualitasnya baik akan tenggelam dalam air.
Beberapa varietas unggul cabai rawit yang dipublikasi oleh Kementerian Pertanian RI adalah CR 5243, Juwita, Dewata, Santika, dan Nirmalia dari PT. East West Seed Indonesia, Bayonet dan Taring dari CV. Duta Agro Utama, dan CF 291, Comexio, dan Meteoximo dari PT. Sang Hyang Sari.
2. Persiapan media tanam dan penyemaian
Sources: Special Polybag
Media semai yang cocok untuk benih cabai umumnya adalah tray yang diisi dengan campuran media tanam dan kompos 1:1. Biasanya pada 5-7 HST (hari setelah tanam) benih sudah berkecambah dan muncul 2 helai daun. Saat umur tanaman sudah mencapai 14 hari merupakan waktu optimum untuk memindahkannya ke media pot, polybag, langsung ke tanah di pekarangan.
3. Pemeliharaan tanaman
Sources: Gudangbibit Merawat Tanaman
Setelah umur tanaman mencapai 30 hari sejak penyemaian atau 15 hari sejak pembibitan, maka tanaman cabai rawit siap dipasangkan ajir dari kayu atau kawat. Perlakuan ini untuk menjaga tajuk tanaman tetap tegak selama masa pertumbuhan. Tanaman cabai rawit butuh penyiraman setidaknya dua kali sehari tergantung pada cuaca.
Apabila tanah sudah terlalu lembab, maka hanya cukup melakukan pengawasan untuk mencegah kelebihan air dan sebaliknya saat tanah terlalu kering, maka harus diatur penyiramannya. Penyiangan gulma juga perlu diperhatikan pada umur tanaman ini supaya nutrisi untuk tanaman utama tidak diambil oleh tanaman pengganggu.
Pemupukan bisa dilakukan saat umur tanaman sudah mencapai 60 HST dimana untuk skala budidaya di pekarangan sebaiknya menggunakan pupuk organik baik dalam bentuk cair atau tepung agar cabai rawit yang dihasilkan lebih sehat untuk dikonsumsi. Pupuk organik ini juga bisa dibuat sendiri dari bahan-bahan sisa dapur, seperti sampah sayuran atau sampah organik yang kaya akan nutrient hara. Pemupukan dilakukan 2-3 kali dalam satu kali masa tanam hingga muncul bunga di tanaman.
4. Pemanenan cabai rawit
Sources: Petani Panen Cabe Rawit
Saat tanaman cabai rawit sudah mencapai 150-160 HST atau 20-21 MST (minggu setelah tanam) ditandai dengan munculnya buah di antara percabangan tanaman. Buah yang sudah banyak tumbuh siap dipanen. Umumnya tanaman cabai rawit memiliki periode panen dari 6 bulan hingga 24 bulan. Selama periode inilah tanaman cabai rawit cukup dipelihara terus menerus untuk mencegah munculnya hama dan penyakit.
Komentar: