Belut merupakan komoditi yang menjadi sorotan bagi para peternak. Apalagi, belut dikenal sebagai golongan ikan yang kuat daya bertahan hidupnya, mengingat bahwa belut merupakan hewan yang dapat bertahan hidup dalam keadaan yang berlumpur dan hanya dengan sedikit air.
Belut yang terkenal adalah jenis belut rawa atau Synbranchus bengalensis dengan bentuk fisik yang identik ramping dan panjang. Kemudian, ada pun jenis belut yaitu belut sawah atau Monopterus albus yang berbentuk tubuh lebih pendek dibanding dengan belut rawa dan lebih gemuk.
Source: blog.looksfishy.co.uk
Dalam pembudidayaan belut terdapat dua pembagian jenis usaha. Yaitu, pembudidayaan bibit belut sebagai anakan dan juga pembudidayaan yang diperuntukkan untuk konsumsi, sehingga memerhatikan aspek pembesaran dan penggemukkan belut.
Proses budidaya dari pemilihan media hingga pemanenan biasanya memakan waktu hingga 7 bulan. Namun, sebenarnya proses budidaya dapat dipersingkat menjadi 4 bulan saja dengan sistem yang lebih sistematis dan tergolong modern.
Budidaya yang tersistematis salah satu implementasinya adalah dengan melakukan segmentasi jenis-jenis kolam. Kolam terbagi menjadi empat yaitu kolam pemijahan, kolam pendederan, kolam belut remaja, dan kolam belut konsumsi. Kolam pemijahan berfungsi sebagai tempat untuk mengawinkan induk belut, kemudian kolam pendederan berfungsi untuk membiakkan benih yang berukuran 1 – 2 cm.
Kolam belut remaja berguna membiakkan belut yang sudah berkembang ukurannya menjadi 3 – 5 cm. Kolam belut konsumsi terbagi menjadi dua yaitu pemeliharaan belut yang berukuran 5 – 8 cm hingga menjadi 15 – 20 cm dalam kurun waktu 2 bulan. Lalu, 2 bulan kemudian pemeliharaan dilakukan untuk belut berukuran 15 – 20 cm hingga menjadi 30 – 40 cm.
Ukuran kolam dan bahan dasar bangunan kolam seperti beternak belut pada umumnya. Kolam yang baik memang disarankan berbahan dasar semen, namun bagian dasar dibiarkan tetap tanah. Mengenai ukuran, untuk kolam induk biasanya dapat menampung 6 ekor ikan untuk luasan 1 m2.
Sedangkan, kolam pendederan dapat menampung 500 ekor, kolam belut remaja dapat menampung 250 ekor belut, kolam belut konsumsi untuk tahap pertama dapat menampung 100 ekor, dan sedangkan kolam belut konsumsi tahap kedua dapat menampung 50 ekor. Jumlah belut yang dapat ditampung tersebut untuk luasan per 1 m2.
Mengingat dasar kolam dibuat tetap berupa tanah, maka dapat diperkaya kandungan-kandungan di dalam kolam untuk menunjang pertumbuhan belut. Bagian dasar kolam dapat diberi bahan-bahan organik berupa sekam padi, pupuk kandang, dan juga jerami padi. Caranya yaitu, dengan meletakkan terlebih dahulu sekam padi pada bagian paling dasar dengan tebal kira-kira 10 cm.
Jika sudah meletakkan sekam padi, selanjutnya pupuk kandang ditambahkan di atasnya dengan sama tebalnya yaitu kurang lebih 10 cm, dan tumpukan terakhir yaitu jerami kering setebal 10 cm. Selanjutnya, masukkan air ke dalam kolam setinggi 50 cm di atas tumpukkan-tumpukkan bahan organik. Diamkan beberapa saat sehingga kolam menyerupai lumpur sawah. Barulah belut siap dilepaskan dan dibiakkan dalam kolam.
Lalu, bagaimana proses pembiakkan pada setiap tahap dan pemindahan belut dari satu kolam ke kolam berikutnya sesuai dengan ukuran belut? Diawali dengan proses pemijahan, belut betina berukuran kurang lebih 30 cm dan belut jantan berukuran kurang lebih 40 cm.
Dalam satu set proses pemijahan terdiri dari 1 ekor jantan dan 2 ekor betina. Proses ini memakan waktu 10 hari dan setelahnya akan terjadi penetasan telur belut. Belut yang menetas biasanya berukuran 1,5 sampai 2,5 cm. Jika begitu, belut yang merupakan bibit dapat ditempatkan ke dalam kolam pendederan.
Di kolam pendederan, belut akan dibiakkan selama kurang lebih 2 minggu untuk mencapai ukuran 3 sampai 5 cm. Baiknya dalam kolam ini diaplikasikan sistem air yang mengalir. Selanjutnya, belut dapat dipindahkan ke dalam kolam belut remaja untuk dikembangbiakkan selama 2 minggu dan mencapai ukuran 5 – 8 cm.
Barulah penggemukkan dilakukan dengan 2 tahap yaitu 2 bulan pertama dan 2 setelahnya yang merupakan proses finalisasi. Dari segi pemberian pakan, belut dapat diberi makanan berupa cacing, kecoa, belatung dan cukup dengan memberikannya sekali dalam 10 hari. Dalam hal pemeliharaan, pastikan kolam tidak dimasukki benda-benda asing yang bukan merupakan penunanjang pertumbuhan belut.
Komentar: