Ada jenis tempat budidaya ikan di perairan menurut jenis airnya, yaitu tambak di perairan sekitar pantai yang diisi dengan air payau dan biasanya diusahakan untuk budidaya kerang, udang, atau ikan. Jenis ikan yang bisa dibudidayakan di tambak adalah ikan nila, ikan bandeng, udang windu, dan kepiting bakau. Sedangkan kolam adalah wadah buatan untuk budidaya ikan yang umumnya dapat dibuat dari tanah, semen, terpal, beton, maupun bak dari drum bekas.
Mengingat masih rendahnya angka konsumsi ikan di Indonesia, maka harus ada inisiatif untuk memproduksi ikan secara mandiri dan dimulai dari tingkat keluarga. Oleh karena itu, ada beberapa jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan di lahan sempit dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Jenis ikan tersebut adalah ikan lele, ikan nila, ikan mujair, ikan bawal, ikan mas, ikan tawes, ikan patin, dan ikan gurame.
Sebelum memulai budidaya ikan air tawar tersebut, persiapkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan sebagai tempat perkembangbiakan ikan. Lahan tersebut bisa berupa kolam buatan di tanah atau kolam buatan dari terpal dan sebagainya.
Ukuran ideal untuk kolam buatan adalah 100 m2 apabila ingin memelihara ikan air tawar dengan jumlah lebih dari seribu ekor. Kedalaman kolam buatan tidak boleh terlalu dangkal, idealnya adalah 100 cm supaya ikan dapat berenang tanpa terlalu terkena panas matahari dan tanpa kekurangan oksigen. Air yang mengisi kolam juga harus memiliki kandungan oksigen terlarut yang sesuai untuk pertumbuhan ikan.
Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling penting. Penipisan konsentrasi oksigen biasanya menjadi penyebab utama dari kematian ikan secara mendadak. Mempertahankan rezim oksigen normal atau yang diinginkan pada kolam tidak membantu menjamin kesehatan ikan, tetapi mengindikasikan bahwa fungsi pada sistem kolam sudah sesuai, menurut Lannan Lannan dalam bukunya berjudul Principles and Practices of Pond Aquaculture: A State of the Art Review yang diterbitkan pada tahun 1983.
Sumber: Amazon
Tahap selanjutnya adalah pemilihan bibit ikan yang akan dibudidayakan. Ukuran bibit ikan yang ideal adalah sekitar 5-10 cm dan bergerak aktif dalam air. Bibit ikan ini bisa diperoleh di toko dengan harga murah atau melakukan pembibitan sendiri. Anakan ikan ini dapat disebar ke kolam yang sudah diisi air dengan campuran kapur (kaptan) dan pupuk kandang dengan rasio 1:1:0,5 untuk tiap 1 m2.
Aliran air di kolam harus tenang saat ikan masih berukuran kecil dan diperhatikan kebersihan kolamnya. Apabila muncul banyak lumut, eceng gondok, dan warna air terlalu keruh dapat mengurangi konsentrasi oksigen. Rendahnya oksigen di dalam air dapat menyebabkan kematian ikan secara mendadak.
Oleh karena itu, aerator dapat digunakan untuk membantu penyebaran oksigen terlarut di dalam air. Tingkat kemasaman air kolam perlu diperhatikan. Ikan air tawar dapat hidup secara optimal dengan kondisi pH mendekati netral, tidak kurang dari 6,5 dan tidak lebih dari 9,5.
Sumber: Alamtani
Setelah melakukan pemindahan bibit ikan ke kolam pemeliharaan, selanjutnya adalah pemberian pakan. Pemilihan pakan yang tepat adalah melihat kandungan nutrisi antara nutrisi hewani dan nutrisi nabati yang seimbang. Pakan ikan air tawar biasanya dikemas dalam bentuk pellet yang ukurannya disesuaikan dengan mulut ikan.
Kandungan pakannya dapat terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Beberapa jenis ikan seperti lele dan gurame cenderung menyukai pakan nabati saat berumur dewasa. Pakan tambahan apabila produktivitas ikan rendah adalah terdiri dari dedak halus, tepung ikan, dan tepung kopra.
Tahap terakhir adalah pemeliharaan hingga siap panen. Pemberian pakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ikan yang semakin besar. Pada ikan gurame, umur siap panen adalah 5-6 bulan setelah pembibitan. Sementara pada ikan nila membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 6-7 bulan setelah pembibitan. Ikan lele dan ikan mujair masing-masing membutuhkan waktu 3-4 bulan dan 5 bulan setelah pembibitan.
Komentar: