Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah ikan lele. Ikan lele banyak ditemukan di Benua Afrika dan Asia, terutama di kawasan Asia Tenggara. Penyebaran ikan lele di Benua Asia dapat ditemukan di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Tiongkok. Ikan lele dapat hidup di saluran irigasi, kolam tanah, bahkan di perairan yang sudah tercemar sekalipun.
Sebelum membahas mengenai tips agar ikan lele yang dibudidayakan mengalami pertumbuhan yang pesat, ada baiknya untuk mengetahui anatomi dan morfologi umum ikan lele. Tubuh ikan lele memproduksi lendir yang menutupi bagian luar tubuhnya. Ikan lele juga memiliki tubuh yang licin dan tidak bersisik. Bentuk kepalanya adalah pipih ke bawah dengan ukuran yang panjang hampir seperempat dari total panjang tubuhnya.
Berbeda dengan ikan air tawar pada umumnya, ikan lele mempunyai sungut (seperti kumis) sebanyak 4 sungut yang terletak di ujung mulutnya sehingga ikan lele juga disebut dengan catfish. Fungsi dari sungut ini adalah untuk mendeteksi makanan saat ikan berenang di perairan yang keruh atau saat malam hari.
Saat ini usaha budidaya ikan lele semakin berkembang mengikuti permintaan yang sebagian besar berasal dari pelaku bisnis rumah makan dan untuk konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data yang dilansir dari Departemen Perikanan dan Kelautan (DKP) tahun 2003, provinsi di Indonesia yang merupakan sentra produksi ikan lele adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di provinsi Jawa Barat berada di Bogor dan Indramayu, di provinsi Jawa Tengah berada di Boyolali, dan di provinsi Jawa Timur berada di Jombang, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, dan Ngawi. Banyak masyarakat yang tertarik untuk berwirausaha di bidang peternakan lele karena ikan lele termasuk jenis ikan air tawar yang mengalami pertumbuhan cepat, tidak butuh perlakuan khusus seperti air selalu jernih, dan sumber pakan bisa diperoleh dimana saja.
Jenis ikan lele yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah lele sangkuriang, lele dumbo, dan lele masamo. Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dan lele dumbo (Clarias gariepinus) seringkali sulit dibedakan ciri-ciri di antara keduanya. Namun secara umum ikan lele memiliki karakter dapat bertahan hidup di kondisi air yang bagi sebagian besar jenis ikan tidak dapat bertahan dan dapat bertahan hidup di kepadatan perairan yang tinggi.
Hal ini disebabkan ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut arborescent yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen langsung di udara. Ikan lele termasuk jenis ikan karnivora. Namun kadang-kadang ikan lele dapat berubah menjadi ikan omnivora.
Budidaya Lele Sangkuriang
Agar ikan lele yang dibudidayakan mengalami pertumbuhan yang maksimal, maka jenis pakan yang akan diberikan harus diperhatikan. Ikan lele termasuk jenis ikan nocturnal yang aktif pada malam hari, sedangkan masa siang harinya dimanfaatkan ikan lele untuk beristirahat dan berlindung di bagian perairan yang lebih gelap. Oleh karena itu, ikan lele memiliki nafsu makan tertinggi saat malam hari. Namun pada budidaya ikan lele yang intensif dan di masa pemeliharaan, ikan lele diberi makan saat pagi hari atau siang hari.
Jenis pakan yang umum diberikan adalah pellet yang mengandung nutrisi hewani dan nabati yang seimbang. Ikan lele dapat bertahan hidup pada kondisi perairan yang mengandung bahan organik terlarut cukup tinggi. Pertumbuhan ikan lele dapat ditingkatkan apabila secara rutin diberikan suplemen makanan yang mengandung probiotik. Imbuhan pakan ini sering disebut bioflok.
Berbeda dengan pakan umumnya, bioflok ini akan membentuk gumpalan di permukaan air yang dapat dimakan oleh ikan lele. Sebelum benih ikan disebar ke kolam, campurkan probiotik dan molase ke dalam air kolam. Tambahkan juga kapur dan garam. Memasuki hari ke-7 akan terlihat perubahan air kolam menjadi lebih coklat menandakan kolam sudah siap diisi ikan lele.
Selagi ikan diberi pakan biasa, tambahkan tepung sebagai sumber karbohidrat ke dalam kolam. Sisa-sisa dari pakan, kotoran, organisme lain, dan tepung akan membentuk flok di permukaan. Flok (gumpalan) inilah yang dapat dikonsumsi ikan sebagai pakan tambahan sekaligus menjaga kualitas air kolam.
Kolam yang menggunakan sistem bioflok
Komentar: