Styrofoam merupakan sejenis benda putih yang kini melejit karena dianggap praktis serta mudah dibawa kemana-mana. Styrofoam lebih dikenal sebagai pembungkus makanan dan mampu menjaga suhu makanan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, karena harganya yang murah dan sekali pakai, maka banyak orang yang lebih memilih mengemas makanan dengan menggunakan barang yang satu ini lho. Namun dibalik kemudahan menggunakan styrofoam dalam berbagai keperluan ini, memiliki banyak efek samping terutama bagi tubuh dan lingkungan. Kini penggunaan bahan styrofoam semakin dikurangi karena banyak hadir kampanye yang bertujuan mengurangi penggunaan styrofoam khususnya untuk membungkus makanan. Styrofoam kini juga digunakan untuk berbagai properti seperti yang ditampilkan di acara-acara tv.
Nama asli styrofoam yaitu polistirena yang berasal dari nama rangkaian unsur kimia. Polistirena dibuat pada tahun sekitar 1839 masehi oleh seorang apoteker yang berasal dari jerman. Apoteker dari jerman itu bernama Eduard Simon. Nama styrofoam itu sendiri berasal dari suatu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan polistirena. Perusahaan tersebut bernama The Dow Chemical Company.
Pada awalnya perusahaan The Dow Chemical Company menciptakan busa polistirena dengan diperdagangkan untuk keperluan kerajinan tangan dan material penyusun bangunan. Sejatinya kini styrofoam digunakan untuk bahan penyusun aspek produk elektronik, seperti pembungkus luar atau yang biasa kita sebt casing. Selain itu, styrofoam juga banyak kita jumpai sebagai wadah mie instan dalam kemasan yang berbentuk cup. Selain di mie instan, styrofoam juga sering digunakan untuk membungkus makanan siap saji lainnya. Pada pembicaraan yang pertama kita terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa kelebihan atau keuntungan dari memakai styrofoam dalam keseharian kita.
Styrofoam memang memiliki berat yang sangat ringan, maka dari itu praktis dibawa kemana-mana. Karena orang jaman sekarang lebih menyukai barang-barang dan hal yang serba simple dan praktis. Selain itu, styrofoam mampu menahan panas, sehingga bisa menjaga suhu makanan atau minuman agar tetap hangat. Keuntungan selanjutnya yaitu styrofoam termasuk bahan yang kedap air sehingga pantas jika digunakan untuk membungkus hal-hal yang memang dihindarkan dari jangkauan air.
Penampilan yang menarik juga membuat styrofoam ini semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dan dianggap layak untuk dipakai di berbagai acara sebagai pembungkus makanan. Namun ternyata kelebihan yang diberikan oleh styrofoam ini lebih banyak dibantah dengan kekurangan yang ia timbulkan. Dampak yang bisa ditimbulkan bisa pada lingkungan maupun pada tubuh manusia. Dampak yang bisa ditimbulkan pada lingkungan yaitu seperti saat membuat bahan styrofoam ini menimbulkan aroma dan bau yang tidak sedap serta dipercaya menganggu kesehatan pernafasan manusia yang menghirupnya. Proses pembuatan styrofoam ini mengeluarkan sekitar 57 zat yang dianggap berbahaya ke udara lepas.
Bahkan organisasi EPA atau Environmental Protection Agency mengatakan jika pada proses pembuatan styrofoam ini merupakan penghasil limbah nomor 5 di dunia yang berbahaya. Selanjutnya adalah bahaya yang bisa ditimbulkan dari styrofoam pada tubuh manusia. Styrofoam tersusun dari zat seperti stirena dan benzena yang mudah terurai atau lepas dari susunannya.
Jika styrofoam digunakan untuk membungkus makanan, otomatis ketika makanan tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka partikel tersebut akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia. Pelepasan partikel tersebut semakin dipercepat karena adanya suhu panas, atau kandungan lemak tinggi. Jika partikel tersebut ikut masuk ke dalam tubuh manusia maka dapat menimbulkan peningkatan hormon tiroid. Kandungan stirena dan benzena juga dapat menimbulkan kurang darah atau anemia. Serta selanjutnya mampu merusak sum-sum tulang belakang. Dampak yang paling buruk yaitu kandungan partikel pembuat styrofoam mampu mengganggu kerja syaraf serta menimbulkan kanker.
Komentar: