Baru-baru ini tanah air sedang digemparkan dengan banyaknya keluhan petani gula yang menyayangkan menjamurnya gula rafinasi yang membuat aktivitas produksi mereka sedikit terganggu karena posisi gula rafinasi yang menggeser gula lokal. Padahal gula rafinasi memiliki efek yang kurang baik jika dikonsumsi langsung oleh tubuh dan dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya apa sih gula rafinasi itu ? lalu apa yang membedakan gula rafinasi dengan gula-gula yang lainnya ? mengapa gula rafinasi memiliki efek yang kurang bagus bagi tubuh ?. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai seluk beluk gula rafinasi yuk simak uraian penjelasan berikut ini.
Apa sih gula rafinasi ?
Nah, banyak dari masyarakat Indonesia yang mungkin belum mengetahui apa sih sebenarnya gula rafinasi itu. Dan kenapa pengaruhnya sampai menyentuh ke petani gula ? Jadi, Gula rafinasi merupakan gula yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan gula lainnya dari segi fisik. Keunggulannya yaitu tingkat warna yang lebih putih bersih daripada gula lain pada umumnya, sekaligus persentase kemurnian yang lebih besar. Gula dengan jenis rafinasi dipercaya dan telah teruji laboratorium bahwa dapat menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan tubuh seperti diabetes , osteoporosis sampai pada penuaan dini. Mekanisme pengolahan sampai terciptanya gula rafinasi ini melalui berbagai tahap. Tahap pertama yaitu, tebu disintesis menghasilkan sukrosa. Gula dalam bentuk ini belum dapat dikonsumsi secara langsung. Setelah melalui pemrosesan lagi yang lebih lanjut, gula mentah akan berubah menjadi gula rafinasi.
Pada pemrosesan untuk menjadi gula jenis ini, kandungan molases yang berwujud cairan dengan tekstur kental dan yang awalnya melapisi kristal gula telah dihilangkan. Dimulai dari kristal gula mentah yang direndam, untuk selanjutnya dilembutkan di dalam sirop dengan suhu 70˚C dan dalam kadar tertentu. Fase ini dilakukan untuk bertujuan menghilangkan lapisan cokelat pada kristal namun tidak membuat kristal ikut larut. Bagaimana caranya menghilangkan lapisan cokelat pada kristal namun kristal yang sekecil itu tidak larut ? yaitu pada proses ini menggunakan sirup yang tingkat kemurniannya lebih tinggi sehingga kristal tidak ikut terlarut. Penghilangan lapisan cokelat ini bertujuan agar warna yang didapat lebih cerah. Tahap inilah yang dinamakan afinasi. Tingkat perubahan warna cokelat pada gula di tahap ini bisa turun dalam kisaran 30-50%. Tahap selanjutnya dinamakan klarifikasi. Tahap ketika kristal telah berwarna lebih bersih dan cerah, kemudian kristal tersebut dicampurkan ke dalam cairan tertentu untuk mempermudah penyaringan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan gula dengan kotoran non sugar yang menempel. Dalam tahap ini, dikenal melalui dua teknologi. Keduanya memiliki efektifitas yang baik. Teknologi fosflotasi dan karbonatasi. Sesuai dengan namanya, teknologi fosflotasi menggunakan bantuan asam fosfat. Sedangkan teknologi karbonatasi menggunakan kapur yang dtambahkan ke cairan dan nantinya akan mengalirkan gas karbondioksida ke dalam cairan tersebut.
Masuk ke tahap selanjutnya untuk menghilangkan zat warna yang terkandung dalam cairan gula. Tahap ini dinamakan tahap dekolorisasi. Proses ini dapat menggunakan granula karbon aktif maupun Bone Char. Perbedaan diantara keduanya adalah karbon aktif lebih baik dalam mereduksi zat warna, namun kelebihan yang dimiliki Bone Char yaitu mampu mereduksi zat warna anorganik. Tahap terakhir adalah pengkristalan. Hasil dari dekolorisasi yang dinamakan liquor masuk ke dalam tahap pengkristalan dengan suhu 70-80˚C dan dimasukkan dalam bejana vakum. Hasil akhirnya akan didapatkan kristal(gula A) dan sirup A. Proses terakhir dari serangkaian produksi gula rafinasi ini adalah tahap pengeringan gula produk. Caranya adalah air dalam jumlah tertentu diuapkan sampai tiba pada saat yang tepat untuk menumbuhkan kristal gula. Ketika kristal gula sudah berhasil tumbuh, campuran kristal dan cairan induk diputar di mesin sentrifugal untuk memisahkan keduanya. Setelah kristal gula kering proses selanjutnya masuk ke tahap pengemasan.
Mengapa gula rafinasi berbahaya bagi tubuh ?
Gula rafinasi memang umunya digunakan dalam proses industri karena tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Apa jadinya jika gula rafinasi dikonsumsi langsung oleh tubuh kita apalagi dalam jangka waktu yang lama ? seperti yang telah kita ketahui,gula rafinasi memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi dibanding dengan gula yang biasanya memang ditujukan sebagai gula konsumsi. Karena tingkat kemurnian yang tinggi ini, harusnya gula rafinasi melalui serangkaian tahap produksi supaya dapat mengurangi kadar kemurniannya. Maka dari itu gula rafinasi memang selama ini digunakan untuk pabrik atau industri dalam pengolahan makanan sebagai bahan bakunya. Namun, ketika kita mengonsumsi gula ini secara langsung, tubuh kita memerlukan beberapa zat yang harus mencerna kandungan gula rafinasi ini. Zat tubuh yang dibutuhkan adalah vitamin B kompleks, kalsium, dan magnesium. Jika tubuh kita tidak memiliki ketiga zat ini secara cukup, bisa saja karena untuk mencerna kandungan gula ini, tubuh kita terpaksa ‘merampas’ vitamin B kompleks,kalsium, maupun magnesium dari bagian tubuh kita yang memilikinya. Contohnya, vitamin B kompleks diambil dari sistem syaraf, magnesium dan kalsium diambil dari tulang dan gini. Hal ini dapat menyebabkan osteoporosis atau masalah kesehatan lainnya.
Gula sering dikaitkan dengan penyakit diabetes yang memang selalu berdampingan dengan suatu zat yang dinamakan zat insulin. Nah, gula rafinasi ini merupakan tipikal gula yang mudah terpecah menjadi glukosa, jika hal ini sering terjadi, bukan tidak mungkin kita akan mengalami suatu keadaan yang disebut hiperglikemia. Dilain situasi, untuk mengubah glukosa yang banyak, tubuh melepaskan insulin secara berlebihan karena untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Keadaan ini dinamakan hipoglikemia.
Komentar: