Sektor peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang termasuk dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) yang pernah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena memiliki potensi. Akan tetapi, bentuk nyata dari aksi pemerintah belum terlihat karena peranan dari sektor peternakan sendiri sangat kecil dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, peran pertanian dalam memajukan pembangunan nasional sangat vital hanya saja perwujudan pekerjaan ini terdegradasi. Seluruh masyarakat Indonesia mengharapkan tujuan negara dapat tercapai sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, tingkat maju suatu negara dinilai dari seberapa besar perekonomiannya.
Secara kasat mata Indonesia terbilang negara kaya dengan luas daratan sekitar 2 juta km2 dan terdapat 17.503 pulau dan terbentang pada garis khatulistiwa. Artinya daerah daratan Indonesia sangat potensial untuk dijadikan kawasan pertanian termasuk subsektor di dalamnya. Oleh karena itu, perlu diadakan peningkatan disektor pertanian beserta subsektornya untuk membangun perekonomian Indonesia. Mengingat sumbangsih pertanian terhadap perekonomian Indonesia yang besar.
Banyak kalangan yang melupakan peran dari peternakan yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Bahkan perhatian terhadap kegiatan peternakan juga kurang sehingga kegiatan ternak tidak terlihat secara jelas dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Jika ditelaah kembali, kegiatan peternakan di Indonesia masih sangat konvensional dan tidak adanya pemusatan pembibitan. Sehingga, kegiatan peternakan cenderung tidak ada kemajuan bahkan mundur.
Melihat dari potensi hasil produksi ternak sendiri sangat potensial untuk membantu mewujudkan pembangunan nasional. Kebutuhan masyarakat akan protein hewani seperti daging sapi, daging ayam, telur dan susu merupakan hal yang mahal. Hal ini memang mahal untuk rata-rata keluarga di Indonesia. Kemahalan harga produk ternak dikarenakan ketidakmampuan produsen memenuhi permintaan masyarakat akan produk ternak sehingga perlu dilakukan impor untuk beberapa produk. Impor membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat akan produk ternak tinggi sehingga perlu diadakan pengembangan usaha ternak agar meningkatkan pendapatan nasional dan memenuhi kebutuhan protein hewani.
Hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian lebih pemerintah yaitu penyediaan bibit ternak yang berkualitas agar mendapat hasil yang berkualitas pula. Alasan bahwa susu sapi masih di impor karena kualitas susu sapi lokal tidak dapat menyaingi kualitas susu sapi impor. Produk hasil ternak sapi kualitasnya sering dibandingkan dengan produk impor. Oleh karena itu, pembibitan yang bagus wajib dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil olahan ternak.
Selain pembibitan, pemerintah juga perlu memerhatikan kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan tiap daerah dengan potensi yang dimiliki tiap daerah. Tujuannya agar tidak terjadi kelebihan produksi disuatu daerah dan kebutuhan tiap daerah dapat terpenuhi. Mengingat potensi setiap daerah di Indonesia yang berbeda-beda dibutuhkan pemetaan yang tepat untuk kebutuhan yang harus ditambah dan pengembangan ternak yang harus dibenahi. Pembenahan sektor peternakan bukanlah perkara mudah karena terkait akan minat masyarakat dalam melakukan budidaya ternak. Perlunya dilakukan penyuluhan terkait pentingnya memenuhi kebutuhan hewani, meningkatkan kualitas ternak, manajemen kandang, pertumbuhan, perkembangan dan perawatan. Melalui hal ini, hasil ternak dapat meningkat baik kualitas dan kuantitas. Selanjutnya akan terbuka lapangan kerja baru. Perlu ditekankan pula untuk memekerjakan seseorang dalam usaha ternak tidak membutuhkan keahlian khusus dan cenderung lebih mudah.
Tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Tahun 2015 tingkat konsumsi telur masyarkat Indonesia per kapita hanya 112 butir yang jika dibandingkan dengan negara Malaysia sudha mencapai 400 butir per kapita. Hal ini menandakan kurangnya minat dari masyarakat Indonesia untuk memnuhi kebutuhan protein hewani. Selain kesanggupan produsen untuk emmenuhi kebutuhan masyarakat yang terbatas tetapi, juga dipengaruhi oleh daya beli masyarakat Indonesia yang rendah. Mengingat mahalnya hasil produksi ternak, sangat dibutuhkan perhatian pemerintah untuk meningkatkan hasil ternak Indonesia agar tidak terjadi kelangkaan yang berakibat pada tingginya harga pasar.
Apabila peningkatan budidaya ternak dan kualitas telah terlaksana, kegiatan impor akan diminimalisir dan digantikan oleh kegiatan ekspor. Hal ini akan berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia yang masih dalam pembangunan. Ditambah pula sektor-sektor agriculture yang akan terdegradasi menjadi agribusiness akan menopang ketahanan pangan Indonesia bahkan dunia.
Komentar: