Dua bulan lagi akan tiba peringatan Hari Peternakan Nasional, tepatnya pada tanggal 28 November. Selebrasi ini akan meningkatkan eksistensi peternak lokal yang sebagian besar berskala mikro-menengah agar mendapat perhatian dari pemerintah. Selama ini Indonesia rutin mengimpor hewan ternak, salah satunya daging sapi. Volume daging sapi yang diimpor mengalami fluktuasi dalam 7 tahun terakhir yang disebabkan jumlah populasi ternak sapi, harga sapi lokal, dan jumlah produksi sapi lokal. Apalagi rata-rata harga eceran daging sapi masih tinggi terhitung dari bulan Februari 2017, yaitu berkisar antara Rp115 ribu-Rp120 ribu. Salah satu faktor kenaikan harga ini adalah tingginya permintaan sapi impor yang berasal dari Australia.
Selain sapi siap potong, ada beberapa hewan yang mengalami importasi, yaitu daging kerbau, ayam potong, daging bebek, dan termasuk hewan ternak secondary cut serta jeroan. Tentu saja kebijakan impor ini mengancam peternak lokal yang jumlahnya mencapai 16 juta. Padahal ancaman dari mengimpor produk ternak sangat nyata, yaitu penyebaran penyakit dari hewan ke manusia, nilai gizi yang tidak jelas, dan masalah sertifikasi halal. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan pengembangan usaha peternakan lokal untuk mendukung produksi dalam negeri dan mengatur harga komoditas. Saat ini wirausaha peternakan berskala mikro hingga menengah terus tumbuh dengan masif. Selain untuk pemenuhan konsumsi pribadi, juga memberi pasokan ke tiap daerah dan sektor bisnis lainnya. Di bawah ini terangkum 5 jenis usaha di sektor peternakan yang menjanjikan untuk dikembangkan:
- Usaha Ternak Sapi
Hewan ini biasanya diternakkan untuk diambil daging, susu, dan kulitnya. Pada hari keagamaan Islam, permintaan daging sapi akan melonjak dan menjadi faktor dummy bagi peternak. Di dalam sistem ekskresinya, sapi menghasilkan 2 jenis kotoran, yaitu feses (padat) dan urin (cair). Feses sapi dikenal memiliki kandungan metana yang tinggi dan menyumbang pemanasan global. Ancaman ini ternyata tidak menurunkan animo masyarakat untuk mengonsumsi atau beternak sapi. Pangsa pasar yang luas membuat usaha ternak sapi menjadi potensial. Dibutuhkan ketekunan dalam merawat sapi agar sehat, gemuk, dan sesuai dengan permintaan konsumen.
- Usaha Ternak Ayam
Hewan yang memiliki nama ilmiah Gallus gallus domesticus ini sangat digemari oleh masyarakat sebagai sumber protein hewani. Selain harganya yang ideal dan mudah diperoleh, ayam juga memberikan produk sampingan yang beragam seperti daging ayam, telur, ceker, hingga jeroan. Salah satu jenis ayam yang banyak diternakkan adalah ayam broiler (ayam potong) karena dalam kurun waktu 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Hanya saja ternak ayam rentan mengalami masalah penyebaran penyakit, seperti flu burung. Oleh karena itu dalam pemeliharaannya diperlukan teknik yang tepat dalam menakar makanan, minuman, dan suplemen bagi hewan. Tidak lupa pula lingkungan kandang harus steril disertai kelembabannya dari 60-70% dan suhu kandang 32ºC-35 ºC.
- Usaha Ternak Burung
Jenis burung yang umum diternakkan adalah kategori burung hias. Masyarakat tertarik untuk memeliharanya karena suara yang merdu, corak yang langka dan indah, serta kelincahannya. Tak heran jika akhir-akhir ini sering diadakan kompetisi burung terbaik dan banyak penghobi yang berlomba-lomba merawat peliharannya. Tentu saja ini membuka peluang bagi peternak burung untuk intensif dalam beternak mengikuti permintaan yang tinggi. Burung konsumsi pun tak kalah saingnya dengan burung hias. Puyuh, dara, dan merpati juga dapat dikonsumsi daging dan telurnya. Sedangkan burung walet dapat diternakkan untuk diambil liurnya yang dipercaya para ahli kosmetik dan obat-obatan dapat memberi manfaat kesehatan, terutama untuk kulit.
- Usaha Ternak Reptil
Selama ini hewan jenis reptile mempunyai stereotipe yang negatif, yaitu berbahaya, menyeramkan, dan tidak ramah bagi keluarga. Namun di tengah-tengah masyarakat ada beberapa komunitas yang merupakan penghobi hewan reptil. Hewan tersebut jadi lebih dikenal masyarakat saat ada pameran, sehingga pangsa pasar ternak reptile berpotensi menguntungkan. Apalagi hewan reptil langka yang tidak dapat ditemukan di Indonesia menyulitkan penghobi dalam menyalurkan minatnya. Usaha ternak reptil seperti ular, iguana, bunglon, alligator, dan gecko menjadi salah satu ide dalam melakukan wirausaha.
- Usaha Ternak Hamster
Terakhir adalah hewan yang lucu dan digemari anak-anak, yaitu hamster. Memilki nama ilmiah Cricetinae sp. hamster merupakan hewan pengerat (Rodentia) berkerabat dengan tikus. Jenis hamster yang populer di Indonesia adalah Roborovski, Syrian, Campbell, Winter White, dan Hybrid yang merupakan hasil persilangan dari jenis Campbell dan Winter White. Ternak hamster juga tidak membutuhkan ruangan yang luas selama kandangnya mencukupi dan dapat dibuat bertingkat. Hanya saja hewan ini mudah stress dan sangat sensitif terhadap suhu panas, oleh karena itu diperlukan ketelitian dalam mengatur lingkungan kandang.
Komentar: