Pertanian sebagai sektor yang sangat potensial untuk memajukan perekonomian sangat perlu didukung dari segala aspeknya. Pertanian sektor perkebunan saat ini sudah menunjukan peningkatan pesat dalam produksinya, terutama perkebunan kelapa sawit. Indonesia sejak tahun 2002 terjadi perluasan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. Mulai tahun 2009, Indonesia menempati posisi pertama dunia produktivitas CPO = 21,1 jt ton/tahun (BPS, 2010). Dari data tersebut menunjukan bahwa pemerintah juga mendukung dalam perkebunan sawit ini. Dari sektor perkebunan sawit ini akan menarik tenaga kerja yang tidak sedikit, menaikan GDP dan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Kelapa sawit sebagai satu dari banyak komoditas perkebunan Indonesia saat ini menjadi titik tumpu suplay minyak sawit diseluruh bangsa. Produk dari minyak sawit baik itu CPO ( Crude Palm Oil) dan KPO siap diproduksi oleh perkebunan di Indonesia. Namun dalam pertanian dari segala hal perlu adanya kewaspadaan mengenai serangan hama dan penyakit untuk tanaman itu sendiri.
Hama merupakan hewan yang menganggu dan menyebabkan kerugian bagi manusia. Baik kerugian langsung maupun tidak langsung. Keberadaaan hama di perkebunan kealapa sawit perlu dikendalikan dengan benar agar produktivitas tidak menurun. Dikatakan sebagai hama pasti dapat menyebabkan kerugian, namun pada teorinya untuk pengendalian hama itu sendiri harus dilihat dalam ambang ekonomi tanaman itu sendiri.
Jika populasi hama telah mencapai ambang ekonomi maka pengendalian melalui kimiawi perlu dilakukan. Dimana biaya tindakan pengendalian tersebut sama dengan kehilangan hasil apabila tidak dilkukan tindakan pengendalian. Sedangkan jika dilakukan pengendalian dengan kimiawi dengan poipulasi hama telah mencapai ambang ekonomi dapat dimungkinkan biaya pengendalian justru akan lebih besar dari hasil yang bisa diselamatkan.
Jenis jenis hama yang menyerang kelapa sawit diuraikan sebagai berikut :
- Hama Ulat
Hama ulat yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya adalah ulat api dan ulat kantung. Ulat api dan ulat kantung memiliki gejala serangan yang sedikit berbeda walaupun objek yang diserang sama, yaitu bagian daun.
Gejala akibat serangan ulat api ditunjukan pada daun yang berlubang hingga daun habis dan hanya tersisa tulang daun. Gejala tersebut terjadi akibat larva dari hama tersebut yang memiliki alat mulut menggigit mengunyah. Gejala akibat serangan ulat api dimulai dari bagian bawah daun . pada keadaan yang parah tanaman bisa kehilangan daun sebesar 90%. Tentu hal tersebut dapat menurunkan produksi yang sangat signifikan. Penurunan produktivitas pada tahun pertama dapat mencapai 69% dan tahun kedua dapat mencapai 27%.
Beberapa spesies ulat api yang sering menyerang perkebunan kelapa sawit adalah Setora nitens, Darna trima, Ploneta diducta, P. bradleyi dan Setothosea asigna,
Satu dari beberapa spesies tersebut yang paling penting adalah Setothosea asigna. Ulat api Setothosea asigna berwarna hijau kekuningan dengan bercak yang khas di punggungnya. Panjang ulat ini mencapai 30-36 mm dengan lebar 14 mm. jika jumlah ulat sudah mencapai 5-10/pelepah maka sudah harus dikendalikan karena sudah memasuki populasi yang kritis.
- Hama Kumbang ( Apogania sp dan Oryctes rhinoceros)
Kumbang yang umum menyerang kelapa sawit yaitu Oryctes rhinoceros. Kumbang ini menjadi hama saat fase larva . dimana larva memakan daun muda dan mengakibatkan daun menjadi berbentuk seperti segitiga pada saat dewasa.
Kumbang ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar (TBS) hingga tanaman hanya menghasilkan 69% ditahun pertama. kumbang ini juga dapat mematikan tanaman muda sampai 25%.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan feromon sebagai penarik serangga, serangga yang tertarik dapat dikumpulkan dan dibunuh secara langsung. Komponen utama feromon adalah etil-4 metil oktanoat ( feromon sistetis).
Biaya pemanfaatan feromon ini dibilang sangat lebih murah atau ekonomis dibandingkan pengendalian dengan teknik lain(kimia). Hal itu disebabkan harga feromon yang lebih murah dan pengaplikasian yang lebih mudah.
- Hama Tikus
Tikus yang sering menyerang diperkebunan kelapa sawit adalah tikus pohon ( Rattus tiomanicus ). Tikus ini membuat lubang yang tidak teratur pada buah yang masak; lubang dibuat di dekat tangkai buah. Tikus sering menyerang pada tanaman yang muda. Pengendalian hama tikus ini dapat menggunakan musuh alami dari tikus itu sendiri yaitu Burung hantu ( Tyto alba ). Pengendalian dengan musuh alami ini merupakan salah satu teknik pengendalian yang efektif dan ekonomis.
Cara pengendalian, buatlah pembangunan kotak burung hantu dalam proyek berskala besar. Kotak diletakkan pada satu per 5-10 ha. Dalam proyek 1.000 ha dengan 205 kotak. Fungsi kotak tersebut sebagai sarang burung hantu dalam mencari mangsa dimalam hari.
Komentar: