Jika berbicara mengenai satu kata “tembakau” yang langsung terlintas di dalam pikiran pasti rokok. Ya, memang tembakau identik dengan produksi rokok yang kian hari kian disorot karena dalih merusak kesehatan paru-paru. Padahal negara kita tercinta ini merupakan negara dengan penghasil tembakau terbesar di dunia. Tak heran karena popularitasnya yang kian melanglangbuana menjadikan tanaman ini mendapat sebutan “emas hijau”. Ternyata tembakau juga memiliki cita rasa khas tiap masing-masing daerah lho. Tidak semua tembakau memiliki rasa yang sama. Nah tembakau lokal yang dihasilkan di wilayah Indonesia ini dikenal kualitasnya mendapat nomor wahid. Bahkan karena jenis ini tembakau yang dihasilkan oleh Indonesia adalah jenis tembakau yang paling dicari di pasar dunia.
Terlepas dari efek buruk yang ditimbulkan oleh rokok yang berbahan dasar dari tembakau ini, Indonesia ternyata adalah eksportir terbesar. Kemampuan Indonesia dalam memproduksi tembakau adalah sekitar 2,2 persen dari total produksi tembakau dunia. Pada tahum 2012 , tercatat negara Indonesia merupakan negara penghasil tembakau terbesar nomor lima di dunia. Nah dari data inilah tembakau Indonesia mulai diperebutkan karena memberikan kualitas yang baik serta cita rasa yang diminati oleh pasar global. Namun, seiring berjalannya waktu, negara-negara lain ternyata juga tidak mau kalah saing. Dari fenomena inilah setiap negara harus memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global dengan strategi-strategi tertentu agar pamor produksinya tetap terjaga dan tidak tersingkir dari persaingan.
Menurut data FAO tahun 2014, perkembangan ekspor tembakau dari Indonesia mengalami fluktuatif. Namun, selama beberapa tahun walaupun mengalami fluktuatif, tetap mencerminkan peningkatan ekspor. Jumlah ekspor yang selalu beragam diakibatkan oleh beberapa faktor. Contohnya keadaan di lingkungan pertanian yang sering tidak dapat diprediksi cuacanya dan serangan hama yang kedua masalah tersebut dapat membuat kualitas tembakau menurun, lalu masalah pada keadaan pasar dan berbagai anggapan yang ada di pasar global sehingga dapat membuat tidak menentunya harga tembakau di pasaran. Selain fakta-fakta diatas, ternyata selama beberapa tahun terakhir ini kebutuhan tembakau dalam negeri juga mengalami peningkatan, sehingga jumlah tembakau yang harus diekspor setiap tahunnya sering mengalami dikarenakan harus memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
Negara-negara tujuan ekspor tembakau Indonesia meliputi Belgia, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Belanda, Spanyol, dan Prancis. Perlu diketahui juga ketujuh negara tersebut merupakan negara dengan kuota impor terbesar di dunia. Ketujuh negara tersebut masuk dalam daftar sepuluh negara dengan tingkat impor tembakau terbesar di dunia. Nah berangkat dari fakta ini, hal baik yang didapat oleh Indonesia adalah peluang untuk mencukupi kuota impor ketujuh negara tersebut dengan meningkatkan ekspor tembakau Indonesia. Contohnya saja, pada tahun 1970, negara Jerman menempati urutan pertama sebagai negara dengan kuota impor tembakau terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 13,93% dari total impor dunia. Pada tahun 2010, USA memiliki kuota impor sekitar 13,59% dari total impor global. Sedangkan kuota impor yang dimiliki oleh negara Belgia sekitar 105.034 ton. Dengan jumlah yang fantastis tersebut, tenyata Indonesia hanya memenuhi kebutuhan impor negara Belgia kurang lebih 3.99 % dari seluruh total impor tembakau mereka. Ini dapat menjadi peluang bagi negara Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negara Belgia karena dilihat dari data yang menunjukkan Indonesia hanya mencukupi sangat sedikit dari total tembakau yang dibutuhkan oleh negara tersebut setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk di dunia mengalami peningkatan. Dari fenomena ini menimbulkan tingkat permintaan tembakau yang kian meningkat, alhasil menimbulkan harga tembakau yang ikut meningkat juga. Peluang ini tidak boleh disia-siakan khususnya oleh negara Indonesia. Seperti yang kita ketahui lahan yang digunakan untuk perkebunan tembakau di Indonesia sangat luas. Dengan nilai plus tersebut dapat menjadikan volume ekspor diharapkan mengalami peningkatan sehingga akan meningkatkan penerimaan negara. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ekspor tembakau di pasar global adalah utamanya mutu dan kualitas, harga tembakau dunia, serta jumlah produksi tembakau di pasar dunia. Untuk mengatasi masalah ini, negara Indonesia harus memiliki sistem manajemen pengolahan tembakau yang efisien sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi dan harus memberikan mutu serta kualitas yang baik sehingga walaupun jumlah produksi di dunia kian meningkat tetapi perlu kita sadari, jumlah penduduk juga semakin meningkat. Permintaan akan produksi tembakau bisa dipastikan akan meningkat juga, jadi jika kita memberikan beberapa keunggulan atas produk tembakau asli Indonesia ini, bukan tidak mungkin jika negara-negara di dunia pengimpor tembakau akan melirik dan memburu “emas hijau” milik indonesia ini.
Komentar: