Terkadang masih banyak orang awam yang keliru dalam membedakan mamalia berkaki empat ini dengan kerabatnya, yaitu banteng dan kerbau. Sapi atau sering disebut lembu adalah hewan yang dimanfaatkan susu, daging, dan kulitnya untuk manusia. Berbeda dengan banteng yang memiliki tanduk tajam di kepalanya, hewan banteng juga mempunyai corak warna putih di sekitar mata, mulut, dan kaki. Sedangkan kerbau adalah mamalia yang sering dimanfaatkan manusia untuk membajak sawah atau menarik gerobak. Bagian kerbau yang bisa dikonsumsi adalah daging dan susu yang memiliki kandungan lemak tinggi.
Jarang diketahui apabila Indonesia mempunyai rumpun sapi asli. Selama ini kita banyak mengkonsumsi daging sapi impor, susu sapi dari varietas luar negeri, dan produk olahan sapi lainnya yang berasal dari mancanegara. Sebelumnya harus diketahui dahulu bahwa sapi asli berbeda dengan sapi lokal. Sapi asli adalah breed (rumpun) sapi yang mengalami proses domestikasi di Indonesia dan kerabat liarnya juga terdapat di Indonesia. Sedangkan sapi lokal adalah breed hasil persilangan genetik yang diintroduksi dari luar negeri lalu dikembangbiakkan di Indonesia selama lima generasi atau lebih sehingga sapi tersebut sudah beradaptasi baik dengan lingkungan di Indonesia. Lalu di Indonesia apa saja rumpun sapi aslinya? Berikut penjelasannya di bawah ini:
- Sapi Bali
Rumpun sapi satu ini berasal dari pulau Bali dan telah mengalami proses domestikasi panjang dari hewan banteng. Mamalia yang dikembangbiakkan di daerah kering Indonesia ini termasuk ke dalam rumpun sapi terbaik di dunia. Resistensinya terhadap daerah kering dan minim pakan hijauan patut diacungi jempol. Oleh karena itu, sapi Bali bisa ditemukan di sebagian besar wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat, namun dapat dikembangbiakkan juga di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ciri-ciri dari sapi Bali adalah warna tubuhnya yang tidak seragam dan terdapat bercak putih di kulitnya. Status hewan ini terancam punah yang disebabkan kegiatan penyelundupan ke luar yang tidak terkontrol.
- Sapi Aceh
Rumpun sapi satu ini ditemukan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Di zamannya, sebagian sapi Aceh dimanfaatkan sebagai alat transportasi untuk perusahaan yang dekat dengan rel kereta di kawasan Deli dan Medan karena lebih besar ukurannya (Merkens 1926). Bobot sapi Aceh di semua tingkat umur lebih rendah dibandingkan dengan bobot sapi Bali, sapi Madura, dan sapi PO (Peranakan Ongole).
- Sapi Madura
Sejak pemerintahan Belanda di Indonesia, tingkat keragaman genotipe maupun fenotipe dari sapi Madura relatif terjaga. Hal ini disebabkan adanya isolasi pulau Madura dari pulau Jawa dan aturan yang tidak memperbolehkan masuk-keluarnya rumpun selain sapi Madura. Sapi lokal satu ini termasuk kategori sapi berukuran kecil hingga sedang. Sapi Madura biasa dimanfaatkan sebagai sapi potong untuk diambil dagingnya dan digunakan tenaganya, sebagai sapi karapan yang menjadi budaya di Madura (karapan sapi), dan sebagai sapi hias umumnya pada sapi betina.
- Sapi Peranakan Ongole
Rumpun sapi satu ini memiliki populasi terbesar di Pulau Jawa, terutama di kalangan peternak karena tingkat kehamilannya lebih mudah dibandingkan rumpun sapi subtropis. Sapi PO yang memiliki warna bulu dominan putih menandakan sapi tersebut cenderung memiliki daya tahan hidup lebih tinggi dan kemampuan bereproduksi yang baik.
- Sapi Pesisir
Hampir tidak ada bedanya dengan sapi PO, sapi Pesisir termasuk ke dalam kategori sapi kecil. Oleh karena bobot badannya yang kecil, sapi Pesisir disebut sapi mini (mini cattle). Ciri-ciri dari sapi ini adalah memiliki punuk yang kecil, kepala pendek, tanduk kecil yang mengarah ke luar, dan tingkat keragaman warna bulu yang tinggi.
Foto: sumbarprov.go.id
Komentar: