Indonesia adalah salah satu negara penghasil terbesar di dunia meski turun dari peringkat ke-5 menjadi ke-7. Walau begitu, teh asal Indonesia masih cukup diminati dan kualitasnya dikenal secara internasional. Indonesia rutin mengekspor teh ke banyak negara di Eropa dan Timur Tengah setiap tahunnya.
Tak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa teh lokal memiliki ciri khas dan keistimewaan yang disukai pasar global. Teh kualitas unggulan asal tanah air biasanya berasal dari Pulau Sumatera. Namun banyak juga daerah di Pulau Jawa yang menghasilkan teh berkualitas. Di bawah ini adalah daftar wilayah penghasil teh di Indonesia dari Pulau Jawa dan Sumatera.
Wilayah Penghasil Teh Lokal
1. Simalungun, Sumatera Utara
Simalungun adalah kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki tiga kebun teh besar yaitu Toba Sari, Sidamanik, dan Bah Butong. Teh yang dihasilkan dari perkebunan teh di Simalungun banyak diekspor ke Eropa. Banyak konsumen teh asal Malaysia juga menggemari hasil produksi perkebunan Simalungun, khususnya perkebunan Bah Butong.
2. Kerinci, Jambi
Produksi utama perkebunan teh di Kerinci adalah teh kayu aro yang merupakan sejenis teh hitam dengan aroma yang lebih kuat. Perkebunan teh kayu aro pertama kali dibuka saat era kolonial Belanda di lahan sama yang memiliki luas 3.000 hektar. Ratu Beatrix dari Belanda dan Ratu Elizabeth II dari Inggris pun disebut-sebut sangat menggemari teh ini. Perkebunan teh Kerinci menghasilkan sekitar 80 ton daun teh basah per harinya.
3. Cisarua, Jawa Barat
Lokasi ini mungkin adalah salah satu perkebunan teh yang paling terkenal karena kerap tampil dalam media populer serta terkenal sebagai obyek wisata. Lebih dikenal dengan nama Puncak, perkebunan teh ini bernama Gunung Mas dan terletak di Jalan Raya Puncak, Bogor serta dikelola oleh PTP Nusantara VII.
4. Ciwidey, Jawa Barat
Selain Bogor, Jawa Barat juga memiliki perkebunan teh di wilayah Bandung, tepatnya di Ciwidey. Ada empat lokasi perkebunan teh di sini yaitu Malabar, Rancabali, Pangalengan, dan Gununghalu. Saat ini Rancabali dikabarkan lebih memfokuskan pengelolaan perkebunan teh untuk aspek wisata dibanding untuk industri, di mana pengunjung bisa melihat pemrosesan teh sejak penanaman hingga pengemasan.
5. Brebes, Jawa Tengah
Tidak hanya perkebunan teh Kerinci yang telah dibuka sejak era kolonial Belanda. Di Brebes, ada perkebunan teh Kaligua yang juga merupakan warisan kolonial. Selain menghasilkan teh untuk industri, perkebunan teh Kaligua juga digunakan sebagai lokasi wisata sejarah. Perkebunan teh yang berlokasi di desa Pandansari, kecamatan Paguyangan ini menghasilkan teh hitam, yang umumnya dikemas dalam bentuk serbuk dan celup. Teh jenis ini adalah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia.
6. Wonosobo, Jawa Tengah
Perkebunan teh yang ada di Wonosobo terletak sekitar 16 km dari pusat kota tepatnya di area lereng Gunung Sindoro. Perkebunan teh ini juga merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda. Luas perkebunan adalah sekitar 892,14 hektar dan perusahaan yang mengelolanya bernama PT. Tambi. Areanya juga dibuka untuk pengunjung sebagai kawasan agrowisata.
7. Malang, Jawa Timur
Perkebunan teh di Malang bernama Wonosari Lawang dan berfungsi sebagai penghasil teh untuk industri sekaligus agrowisata. Luas perkebunan teh di sini sekitar 1.444 hektar dan lahannya berada di ketinggian 950 mdpl hingga 1.250 mdpl. Perkebunan ini berlokasi di lereng Gunung Arjuna dan dikenal memiliki panorama indah.
Dari setiap berbagai macam daerah yang memproduksi Teh, tentunya nilai harga jual teh menjadi bervareatif yang di sesuaikan dengan kualitas dan jenis teh itu sendiri.
Komentar: