Sebentar lagi puasa Ramadan akan tiba. Pemerintah diharapkan telah memasok persediaan bahan pokok sebagai upaya mengurangi lonjakan kenaikan harga yang selalu terjadi setiap tahunnya. Kenaikan harga yang selalu terjadi setiap memasuki Ramadan hingga hari raya ini tampaknya akan kembali menggentayangi bahkan sejak awal bulan Mei, dua minggu sebelum puasa dimulai. Ini dikarenakan permintaannya yang akan meningkat meski pasokannya tetap sama.
Berdasarkan dugaan yang dinyatakan Abdullah Mansuri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) dan Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), komoditas pangan yang berpotensi naik harganya menjelang puasa memiliki pola kenaikan pasti yang bahkan melonjak namun penurunannya kurang bisa diprediksi. Akan tetapi biasanya penurunan harga terjadi di minggu kedua dan kembali naik lagi jelang Idul Fitri.
Komoditas Pangan Yang Naik Harga Jelang Puasa
1. Telur Ayam
Salah satu komoditas makanan pokok yang dipastikan naik harga jelang puasa adalah telur ayam ras. Harga telur ayam menurut Mansuri akan naik tiga hari sebelum bulan puasa tiba. Harga telur ayam yang naik diperkirakan dari jenis ayam negeri, yang memang beberapa bulan terakhir ini harganya juga mulai naik. Meski tak menutup kemungkinan harga telur ayam kampung juga akan melonjak. Telur bebek dinilai bisa menjadi alternatif meski pemasoknya tak seramai telur ayam.
2. Daging
Kenaikan harga beli dan jual daging ayam juga patut diwaspadai, yang juga diperkirakan melonjak di waktu yang sama dengan telur ayam. Harga daging ayam potong, ayam ras, dan ayam boiler disinyalir akan melonjak tajam. Hal serupa juga terjadi pada daging sapi yang juga dipastikan harganya akan meningkat dari kisaran harga Rp 113.000 per kilonya saat ini. Sementara harga daging unggas lain ataupun ikan belum mendapat klarifikasi.
3. Bawang
Santosa juga menambahkan bawang-bawangan sebagai komoditas pangan yang naik harga jelang puasa. “(Bawang merah) sudah lewati musim panen”, ujar Santosa. Kondisi ini membuat bawang merah akan mengalami lonjakan harga yang relatif tinggi. Walau tak dijabarkan dengan rinci, bawang putih juga dinilai akan mengalami kenaikan harga yang juga tak sedikit.
4. Gula Pasir dan Minyak Goreng
Meningkatnya konsumsi makanan dan minuman manis di bulan puasa juga turut mengarahkan prediksi pada peningkatan harga gula pasir. Selain itu konsumsi makanan digoreng dan penggunaan minyak sayur yang meningkat juga akan melesatkan harga minyak goreng dari yang sebelumnya Rp 13.000 per kilonya.
5. Cabai
Kedua narasumber juga mengamini bahwa yang sudah bisa dipastikan meningkat adalah harga komoditas cabai. Sebelum puasa tiba, harga cabai dari berbagai jenis akan meningkat dengan pola yang sama seperti bahan makanan lain. Akan tetapi Mansuri menambahkan bahwa kemungkinan besar yang paling terpengaruh adalah harga cabai merah besar (cabai TW) dan cabai rawit merah.
Diharapkan Tak Ada Impor
Untuk menangani peningkatan harga akibat kelangkaan bahan makanan, biasanya pemerintah akan menerapkan beberapa kebijakan. Dua kebijakan yang umum dilakukan sebagai intervensi agar kenaikan harga bahan pangan tak melambung adalah impor dan HET (harga eceran tertinggi).
Akan tetapi Santosa menginginkan agar kebijakan ini tak diterapkan karena akan semakin merugikan petani. Ia membeberkan bahwa petani bawang merah sudah merugi 2 triliun selama 2 tahun terakhir karena adanya impor, sehingga mereka menjual produk di bawah harga produksi. Jalan lain yang bisa dipilih untuk meminimalisir lonjakan harga adalah lewat penyediaan komoditas bahan pokok sejak jauh hari.
Ilustrasi gambar : kontan.co.id
Komentar: