Pemerintah telah menjamin keamanan harga komoditas bahan makanan pokok dengan impor. Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan menyatakan telah sepakat dengan seluruh asosiasi perdagangan komoditas pangan untuk menjaga kestabilan harga pangan. Enggar memastikan persebaran produk impor telah dilakukan ke seluruh gudang komoditas di Indonesia. Bahkan keran impor akan dibuka bagi mereka yang bersedia menjual barang dengan harga murah.
Pemerintah Impor Komoditas Daging Sebanyak 140 Ribu Ton
Produk pertama yang diimpor adalah daging sapi dan kerbau yang didatangkan dari India sebanyak 140 ribu ton. Hal ini tak lain dilakukan untuk menjaga stok komoditas aman hingga lebaran. Selain itu Enggar menyebutkan bahwa pemerintah akan mengumpulkan pihak dari persatuan importir daging. Mereka diminta untuk memberikan harga jual daging sapi maksmal Rp 80 ribu per kilo. “Kalau tidak mau, biar saya cari importir sendiri”, kata Enggar.
Harga daging sendiri akan distabilkan hingga Ramadhan di kisaran Rp 60-100 ribu per kilonya. Hal ini tergantung kepada jenis dan kualitas daging sendiri. Pemerintah berharap masyarakat tak terkecoh media yang terus mengesankan harga bahan makanan akan naik dan stok komoditas bahan pokok tidak terpenuhi untuk Ramadan dan Idul Fitri. Sebab memang semua stok dan harganya terbilang aman.
Dengan Impor, Harga Stok Komoditas Diharapkan di Bawah HET
Untuk menjaga stok komoditas aman hingga lebaran, pemerintah import daging sapi dan juga bahan makanan lain yang diperlukan. Misalnya saja yang punya kemungkinan persediaannya kurang seperti bawang merah, terigu, cabe. Semua dibeberkan dalam rapat koordinasi kesiapan dan stok pasokan barang kebutuhan pokok jelang bulan suci Ramadan dan Idul Fitri tahun ini (2018 M/ 1439 H).
Tidak hanya komoditas bahan pokok yang telah disebutkan, pemerintah juga turut mengimpor beras. Beras merupakan kebutuhan pokok orang Indonesia yang tidak akan bisa ditinggalkan meski banyak alternatif yang bisa digunakan. Karena itu harganya benar-benar diusahakan agar sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) atau setidaknya tak terlalu jauh dari itu.
Saat ini Badan Urusan Logistik (Bulog) dikatakan telah memiliki pasokan beras sebanyak 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan mencukupi hingga Lebaran mendatang. Selain Bulog, dukungan persediaan beras dari Stasiun Bahan Makanan di Cipinang juga dikerahkan. Pasokan beras yang tersedia di masing-masing gudang, baik Bulog maupun Cipinang disebut memiliki kualitas sangat baik yang melebihi beras premium di pasaran.
Enggar percaya bahwa pedagang sama sekali tak punya alasan untuk menolak beras yang didistribusi oleh keduanya. Dengan kualitas yang baik dan pasokan yang mencukupi, pedagang beras diminta tidak menjual dengan harga berlebihan dan tetap sesuai dengan HET. Sebab kondisi yang ada membuat pedagang akan tetap bisa untung meski harganya sesuai HET.
Selain itu, pemerintah tak begitu saja lepas tangan setelah impor dilakukan. Enggar menyebut bahwa Kemendag terus memantau harga di pasaran dengan melakukan pengawasan ketat. Ada koordinator lapangan yang Kemendag utus dari eselon II Kemendag. Selain itu koordinator di setiap wilayah juga dikerahkan supaya tak ada mainan harga dari kalangan tertentu.
Tak hanya menyampaikan kabar ini, Enggar juga mempersilakan pedagang yang kekurangan persediaan beras dan komoditas makanan lain untuk berkoordinasi langsung dengan distributor Bulog atau perwakilan Kemendag di wilayah agar bisa mendapat pasokan. Sementara untuk persediaan minyak goreng, daging ayam, telur ayam, dan gula, stoknya dinyatakan aman karena semua komoditas itu surplus.
Ilustrasi gambar : trubus
Komentar: