Indonesia terkenal dengan negara agraris dengan komoditas pangan utamanya padi. Padi merupakan jenis tanaman semusim, yang hanya dapat dipanen satu kali dalam masa tumbuhnya. Biasanya padi dapat ditanam sebanyak 2 kali setahun.
Padi sendiri hanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan untuk dipanen. Dalam masa tumbuhnya, padi membutuhkan banyak air terutama saat fase berbunga dan awal berbuah. Setelah butir-butir biji padi berisi, petani biasanya mengurangi air pada lahan melalui sistem drainase.
Selain untuk menghemat penggunaan air (pada sawah tadah hujan), proses ini juga bertujuan untuk menghindari serangan dari hama tikus. Akan tetapi, pada praktiknya musuh padi bukan hanya berasal dari hama seperti tikus dan wereng. Gulma juga merupakan masalah utama yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi.
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang tidak diinginkan. Tumbuhan ini menyerap nutrisi yang diberikan kepada padi, sehingga terjadi persaingan dalam penyerapan nutrisi. Beberapa jenis gulma yang sering muncul pada sawah padi yaitu kiambang, eceng gondok, dan jenis rumput-rumputan.
Gulma pada tanaman Padi sources: Special Photo
Cara pemberantasan gulma beragam. Yang pasti gulma tidak bisa diberantas dengan herbisida karena padi ditanam dengan rapat. Sehingga, pengaplikasian herbisida dikhawatirkan dapat membunuh padi. Berikut ini merupakan cara mengatasi gulma yang populer di kalangan petani padi.
1. Menggenangi Sawah dengan Air
Pertama, sawah digenangi air dengan tinggi sekitar 2-7 cm. Penggenangan ini bertujuan agar gulma tidak dapat tumbuh sekaligus membantu membusukkan tumbuhan yang sudah mati.
Mekanisme penangan mirip seperti menerapkan mulsa pada tanaman, yaitu menutupi permukaan tanah. Karena padi memang menyukai air, sehingga tidak mengalami busuk akar jika sawah digenang. Sebaliknya, pertumbuhan gulma akan terhambat.
Baca juga Cara Menanam Bibit Padi Yang Baik
2. Mencegah Gulma Padi
Tindakan pencegahan juga merupakan cara mengatasi gulma. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola penanaman dan membunuh calon gulma. Pembunuhan terhadap calon gulma dilakukan saat persiapan lahan.
Proses membakar dan membajak sawah dapat dikategorikan dalam kegiatan ini, karena dengan membakar dan membajak sawah gulma yang ada akan musnah. Sementara itu, pengaturan pola penanaman padi juga merupakan hal penting dalam upaya mengatasi gulma. Pembuatan banjar penanaman membuat pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan mudah.
3. Pemberantasan Gulma
Cara mengatasi gulma berikutnya adalah pemberantasan. Pemberantasan gulma dilakukan dengan cara menyingkirkan gulma yang ada. Cara ini dikenal oleh petani sebagai kegiatan menyiangi sawah. Penanganan terhadap tumbuhan yang tidak diinginkan dengan cara menyiangi ini dilakukan ketika akar padi telah kuat dan padi akan berbunga.
Gulma yang telah dibersihkan dapat dijadikan pupuk melalui proses pembusukan dengan cara dikubur ke dalam tanah. Setelah pemberantasan gulma, biasanya dilakukan penebaran pupuk.
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk kandang, kompos, ataupun pupuk buatan. Pemberian pupuk sendiri bertujuan untuk meningkatkan unsur hara tanah, serta mempercepat pembusukan gulma yang telah dikubur tadi.
Pemberantasan gulma pada sawah padi juga dapat dilakukan dengan bantuan bebek. Namun, cara ini hanya dapat dilakukan terhadap gulma tertentu saja. Bebek suka sekali memakan eceng gondok sebagai makanan tambahan. Selain eceng gondok, beberapa bebek juga suka memakan kangkung liar.
Kangkung liar seringkali mengancam tanaman utama, karena kangkung dapat tumbuh dengan sangat cepat. Saking cepatnya, dalam beberapa hari saja kangkung dapat menutupi lahan budidaya dengan cukup luas.
Selain suka memakan beberapa jenis tumbuhan, bebek senang memakan keong yang merupakan salah satu hama tanamna padi. Meskipun menggunakan bebek sebagai pemberantas gulma secara biologis yang praktis, tetapi perlu diperhatikan lagi bahwa bebek juga dapat merusak tanaman padi.
Baca juga Cara Mudah Membuat Pupuk Organik
4. Pemberian Mulsa Biologis
Cara terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan mulsa biologis sebagai tutupan lahan. Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai mulsa alami yaitu Azolla pinata. Tumbuhan ini dapat mencegah tumbuhan lain untuk berkecambah.
Selain dapat digunakan sebagai pencegah perkembangbiakan gulma, Azolla pinata juga dapat dijadikan sebagai pupuk hijau yang menyuburkan tanah. Tumbuhan kecil ini bersimbiosis dengan Cyanobacteria pemfiksasi nitrogen.
Cara mengatasi gulma memang perlu diketahui dengan baik. Masing-masing metode penanganan gulma memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Penanganan yang tepat terhadap gulma adalah, tentukan dulu jenis gulmanya.
Setelah itu, lakukan cara pemberantasan yang tepat. Akan tetapi, apabila tidak mau terlalu repot, cara penyiangan lahan dapat dipilih. Selain upaya pemberantasan gulma, tindakan pencegahan juga perlu dilakukan. Sebab, pada hakikatnya lebih baik mencegah dari pada memperbaiki.
Komentar: