Ayam adalah salah satu komoditas ternak yang sangat populer di Indonesia. Bukan hanya karena harganya yang murah dan rasanya yang lezat, namun hasil ternak dari produksi ayam bisa dimanfaatkan sangat luas dari mulai daging, jeroan, ceker, sampai telurnya. Selain itu, kandungan yang terdapat dalam hasil produksi ayam sangat bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Dari seluruh hasil produksi ayam, yang paling populer dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah telur. Berbeda dengan ayam pedaging, ayam petelur memiliki kebutuhan yang spesifik dari segi penanganan atau pun kebutuhan nutrien dari periode ke periode. Secara umum, penanganan yang diberikan pada ayam petelur membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan lebih hati-hati mengingat tingkat sensitifitas ayam petelur yang lebih tinggi dibanding ayam yang lain.
Hal tersebut harus selalu terjaga, karena kondisi lingkungan dan penanganannya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi. Selain penanganan, kebutuhan nutrien ayam petelur sangat berpengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi. Pakan akan berperan sebagai agen utama pemenuhan nutrien bagi ternak. Kualitas pakan secara tidak langsung akan berdampak pada hasil produksi dan kesehatan ternak.
Secara umum, banyak jenis pakan yang biasa digunakan oleh peternak ayam petelur, seperti pakan pabrikan dan pakan campuran. Salah satu inti nutrien yang paling dibutuhkan oleh ayam petelur adalah kandungan protein. Dalam hal ini, sumber protein utama yang biasa disajikan dalam pakan pabrikan yang populer di masyarakat adalah jagung dan meat bone meal (MBM) atau tepung daging dan tulang.
Protein menjadi sangat penting bagi ayam petelur, karena proses regenerasi sel untuk perbaikan kondisi tubuh dan produksi telur akan terus terjadi setiap hari. Sehingga protein sebagai sumber utama proses tersebut sangatlah penting. Oleh karena itu, jika kita memilih jenis pakan pabrikan yang akan kita gunakan, perlu sangat diperhatikan kandungan protein kasar (PK) yang terkandung dalam pakan, dan biasanya kandungan tersebut akan selalu tertera pada label produk. Kandungan protein yang dibutuhkan sejak minggu awal sampai minggu produksi ayam petelur adalah 18% - 21%.
Baca juga Inilah Peluang Usaha Peternakan Ayam Petelur
Meskipun akan lebih terlihat meyakinkan jika menggunakan pakan pabrikan yang sudah sangat populer dikalangan peternak, namun tidak menutup kemungkinan jika kita ingin membuat pakan campuran untuk ayam petelur. Ditambah lagi, banyak keuntungan yang bisa didapat, seperti dapat menyesuaikan kebutuhan nutrien sesuai kondisi ayam, terutama dapat menekan harga produksi yang bisa menyentuh 75% - 85% dari keseluruhan ongkos produksi.
Prinsip pembuatan pakan campuran adalah mencampur seluruh komponen pakan yang memiliki kandungan-kandungan untuk memenuhi kebutuhan nutrien. Komponen yang umum digunakan dalam pakan campuran adalah jagung, tepung ikan, MBM, premix vitamin, asam amino, dedak, kapur, dan DCP. Kebutuhan masing-masing komponen tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan ternak sesuai dengan umur dan kebutuhan produksinya. Meskipun dapat memberikan keuntungan yang menarik, penggunaan pakan campuran membutuhkan banyak percobaan dan ilmu yang cukup.
Kedua jenis pakan yang umum digunakan bagi ayam petelur tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika meninjau dari segi resiko dan efisiensi secara waktu dan produksi, penggunaan pakan pabrikan dapat menghasilkan produksi yang lebih efisien secara waktu, karena tingkat keberhasilannya sudah sangat teruji. Sedangkan penggunaan pakan campuran dapat sangat menguntungkan, dengan catatan penguasaan ilmu dan waktu serta rela mengambil resiko.
Namun, hasil yang akan didapat dari penggunaan pakan campuran sangatlah sebanding. Oleh karena itu, pakan terbaik bagi ayam petelur harus ditinjau bukan hanya dari segi efisiensi harga, namun kebutuhan nutrien pun perlu sangat diperhatikan. Jadi pilih dan tentukan dengan bijak, agar hasil produksi dapat maksimal dan memuaskan.
Daftar Pustaka: Leeson,S. and J.D. Summers. 2001. Nutrition of the Chicken. 4 th Edition. University Books. Canada
Komentar: