Bicara tentang pertanian, selalu identik dengan penyediaan pangan bagi manusia, baik itu pangan yang umum dan mudah didapat oleh konsumen ataupun pangan pendukung produksi lainnya. Kebutuhan manusia akan pangan merupakan suatu hal yang mutlak untuk dipenuhi. Seiring berjalannya waktu, jumlah permintaan akan produksi pangan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh populasi manusia yang selalu bertambah secara cepat, dan juga perilaku konsumtif yang sering dilakukan.
Pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat selalu menjadi tantangan. Bukan hanya dari segi kuantitas, kualitas produksi yang dihasilkan perlu sangat diperhatikan. Isu tentang iklim dan lingkungan yang diakibatkan oleh produksi pertanian menjadi salah satu penyebab pergeseran selera para konsumen. Setelah berabad-abad selera konsumen selalu terarah pada stigma “semakin besar, semakin baik” kini permintaan akan kebutuhan pangan mulai sangat memperhatikan faktor kesehatan dan lingkungan seperti penggunaan pestisida, dan khasiat dari makanan tersebut.
Menanggapi permintaan tersebut, beberapa teknologi terkini sudah dikembangkan. Tujuan utama pengembangan teknologi pertanian yang sedang sangat hangat dikembangkan adalah untuk memproduksi pangan dengan kualitas terbaik, namun tanpa memberikan dampak yang negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Selain itu, dari segi efisiensi dan ekonomi penggunaan teknologi dapat sangat meningkatkan efisiensi produksi. Beberapa pengembangan teknologi untuk mencapai tujuan tersebut bisa dilihat dari inovasi seperti:
1. Teknologi Otomasi Pertanian
Mesin Traktor
Penggunaan teknologi otomasi untuk produksi pertanian sudah banyak dikembangkan. Teknologi ini dimulai dari otomasi traktor yang sudah dikembangkan sejak tahun 1997. Penerapan teknologi otomasi biasa melibatkan beberapa program komputer dengan alat-alat pertanian seperti traktor tersebut. Penerapan otomasi seperti ini masih terbilang sederhana. Namun kini sistem otomasi yang lebih rumit sudah dikembangkan di Belanda.
Alat Panen Otomatis
Eldert Van Henten mengembangkan teknologi deteksi dan alat panen otomatis untuk pir, pisang, persik, dan pisang di Wageningen University, Belanda. Alat ini bisa mendeteksi level pigmen klorofil dan athocyanin melalui alat yang disematkan terhadap buah yang diamati. Selain itu alat ini juga dilengkapi dengan camera pendeteksi kombinasi warna (RGB) untuk mendeteksi kedalaman warna sehingga ukuran buah dapat diketahui.
Setelah data menunjukan bahwa buah sudah matang, alat akan memanen buah hanya dalam waktu dua detik saja. Selain itu, seluruh data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan, dan status lainnya akan terintegrasi pada smartphone sehingga dapat dipantau secara real time. Dengan penggunan teknologi ini, efisiensi akan sangat meningkat. Ketepatan waktu pada saat panen pun akan lebih terjaga.
Baca Juga 5 Contoh Teknologi Yang Sudah Diterapkan Dalam Agribisnis
2. Teknologi sensor
Source: Drone dji.com
Teknologi sensor kini sudah sangat luas mencakupi sektor pertanian. Mulai dari pertanian hortikultura sampai ke peternakan. Teknologi ini dapat memberikan data yang konkrit dan real time terhadap para petani. Teknologi sensor yang sedang dikembangkan saat ini adalah teknologi sensor bagi tanaman yang memanfaatkan drone untuk mendapatkan beragam data, seperti pertumbuhan hama, penyakit, dan permasalahan lainnya.
Teknologi ini banyak dikembangkan di pertanian tanaman hortikultura dalam skala besar. Dengan adanya teknologi ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya dapat lebih terarah dan efisien, sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Alat Animal Tracking
Selain pada tanaman, teknologi ini pun mulai banyak diterapkan pada peternakan sapi perah. Teknologi Animal Tracking dikembangkan di salah satu peternakan sapi perah di Israel. Alat ini disematkan di leher sapi yang kemudian akan mendeteksi aktivitas dan pergerakan sapi tersebut. Alat ini dapat memberikan informasi kapan sapi siap dikawinkan. Selain itu informasi tentang kesehatan sapi pun bisa didapat dari alat ini.
Lebih hebatnya lagi, semua data tersebut dapat terintegrasi langsung melalui smartphone sehingga peternak dapat mendeteksi secara langsung, dan meminimalisir kesalahan yang dapat mengganggu produktivitas. Keberadaan teknologi ini diharapkan dan meningkatkan kualitas produksi pertanian secara menyeluruh.
Komentar: