Kedelai merupakan salah satu bahan produksi makanan asli Indonesia dan dikenal memiliki khasiat yang tinggi. Bahan makanan yang diproduksi dengan bahan baku kedelai adalah misalnya tempe, tahu, susu kedelai, dan banyak produk turunan yang setiap masanya mengalami inovasi dan menghasilkan produk turunan beragam. Khasiat yang didapatkan dari kedelai itu sendiri adalah baik untuk kesehatan jantung misalnya. Kedelai yang diolah menjadi minyak memang memiliki nol kolesterol dan baik dari lemak tak jenuh. Sehingga komponen tersebut dapat membantu mengatur tekanan darah dan konstraksi otot yang dilakukan oleh jantung. Manfaat kedua yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi kedelai adalah dapat membantu merawat pencernaan kita. Kandungan serat yang baik dipercaya dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah pencernaan mulai dari sembelit, wasir, sampai kanker usus besar. Manfaat yang lain dari bahan pangan ini adalah dapat mencegah ketulian. Kancag Kedelai mengandung zink dan zat besi sehingga dapat memperluas kapiler sehingga telinga akan terus mendapat pasokan darah yang lancar dan akibatnya penyakit tuli dapat dicegah.
Nah lalu bagaimana dengan kedelai yang ada di negara kita ? sejauh mana perkembangan pertanian kedelai Indonesia ? dan bagaimana eksistensinya di mata dunia ?. Masih ingat bahwa pada tahun 2013 negara kita sempat menghadapi problem yaitu kelangkaan kedelai dan harga yang meningkat tajam. Pada saat itu banyak pengusaha makanan yang berbahan baku kedelai berdemo dan unjuk rasa menuntut pemerintah menurunkan harga kedelai. Banyak diantara mereka yang harus memutus hubungan kerja beberapa pegawai karena untuk menutupi biaya produksinya. Pada tahun 2013 menurut data yang diterbitkan bahwa Indonesia memerlukan kuota kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri berkisar 2,5 juta ton. Namun kenyatan di lapangan, pertanian Indonesia sendiri hanya mampu menutupi kebutuhan dalam negeri sekitar 40% saja, yaitu sebesar 0,8 juta ton. Mau tidak mau pemerintah harus melakukan pembelian dari luar negeri atau impor. Pemerintah ternyata telah memberikan izin impor bagi beberapa importir Indonesia. Seharusnya kebutuhan dalam negeri sisanya dapat tercukupi oleh kedelai impor ini. Namun, kelangkaan masih saja terjadi. Banyak tokoh-tokoh berpendapat bahwa importir atau pelaku pendistribusian kedelai impor ini sengaja menahannya agar terjadi kelangkaan dan menaikkan pendapatan mereka.
Kita tinggalkan dahulu permasalahan politis diatas. Beralih pada seberapa banyak permasalahan pertanian kedelai dalam negeri sampai tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri. Seperti yang kita tahu, indonesia adalah negara agraris, luas lahan pertanian di Indonesia bisa dibilang masih terjaga. Lalu dimana masalahnya ?. Nah, perlu diketahui, Indonesia sendiri sedang mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri. Maka tidak heran jika banyak lahan pertanian yang kini dialihfungsikan menjadi perumahan, pabrik, maupun industri lain. Penyusutan lahan pertanian ini menjadi faktor utama menurunnya produktivitas kedelai di Indonesia. Pada tahun 1992 saja luas lahan pertanian Indonesia masih berkisar 1,7 juta hektare. Namun 9 tahun setelahnya menyusut sangat drastis yaitu hanya tersisa 550 ribu hektare saja. Faktor lain adalah banyak petani yang awalnya berkonsentrasi menanam kedelai namun beberapa masa ini beralih menanam komoditas lain yang memang lebih menguntungkan daripada kedelai. Lebih seringnya harga kedelai yang anjlok saat masa panen raya membuat petani lebih beralih menanam padi, buah-buahan, maupun yang lain.
Permasalahan lain yaitu buruknya benih yang digunakan petani. Benih yang buruk ini membuat jumlah panen yang mereka dapatkan hanya berkisar 15 kwintal saja dalam lahan seluas satu hektare. Ditambah luas lahan yang dimiliki perorangan yang semakin tahun semakin sempit membuat produksi pertanian kurang efisien. Lalu kenapa kedelai impor bisa dihargai dengan sangat murah ? kalau kita melihat ke sistem pertanian luar negeri, contohnya saja Amerika atau Brazil. Rata-rata luas lahan yang dimiliki perorangan bisa mencapai puluhan hektare. Sehingga proses produksi mereka lebih efisien dan panen yang didapat bisa dipatok dengan harga yang lebih rendah. Apalagi kualitas teknologi yang sangat maju di luar negeri, sehingga bibit yang didapatkan lebih memiliki keunggulan dibanding varietas lain yang masih belum menerapkan teknologi terbaru.
Kementrian pertanian berangkat dari masalah ini telah merancang beberapa strategi untuk meningkatkan komoditas kedelai pada dua tahun mendatang. Kementrian akan berupaya berkolaborasi dengan tenaga pendidik, penyuluh, dan tenaga ahli dalam menciptakan benih unggul yang nantinya akan disebarkan kepada petani-petani kedelai di seluruh Indonesia. Serta memudahkan peminjaman kredit bagi petani agar tidak kesulitan dalam mendapatkan modal untuk mengembangkan pertanian kedelai khususnya.
Komentar: