Indonesia memiliki banyak perkebunan teh, terutama di wilayah dataran tinggi provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Tak heran bila secara internasional, negeri ini menempati posisi ketujuh sebagai negara penghasil teh terbesar. Tak hanya itu, teh asal Indonesia juga telah diakui sebagai salah satu dari teh terbaik di dunia.
Tidak hanya dikonsumsi secara lokal, lebih dari setengah hasil produksi teh di berbagai wilayah ini bahkan diekspor ke negara lain seperti Inggris, Rusia, Pakistan, juga beberapa negara Eropa. Dari banyaknya jenis teh lokal, setidakanya ada lima teh dengan aroma khas dan cita rasa khusus dari tanah air yang telah memperoleh pengakuan tersendiri di dunia, dan dari permintaan dari banyak negara luar tersebut, tak heran teh yang di dapat dari indonesia merupakan teh terbaik di dunia.
Teh Lokal Dengan Kualitas Global
Teh Melati
Salah satu teh Indonesia yang telah diakui kualitasnya adalah teh melati. Di Indonesia, teh melati banyak dijual dalam kemasan celup maupun siap minum. Teh ini dibuat dari kombinasi bunga melati dengan teh hijau (kadang juga teh putih atau teh hitam). Awalnya, teh ini dibuat di China namun yang berasal dari Indonesia kerap dinilai berbeda karena teksturnya yang lebih pekat dan kental. Seperti banyak teh lainnya, teh melati juga memiliki khasiat seperti mengurangi resiko serangan jantung dan mengurangi kolesterol.
Teh Oolong
Jenis teh berikutnya yang dikenal sebagai teh terbaik di dunia adalah oolong. Teh ini diperkenalkan ke Indonesia oleh seorang saudagar Tionghoa. Arti namanya sendiri adalah naga hitam dalam bahasa Mandarin. Meski tidak terlalu familiar di pasaran Indonesia, produksi teh oolong dalam negeri cukup besar.
Teh oolong adalah teh hijau yang mengalami oksidasi akan tetapi belum sampai menjadi teh hitam. Rasanya sendiri cenderung pahit, namun ada nuansa manis ketika ditelan. Teh oolong disebut-sebut mengandung banyak antioksidan dan mampu meningkatkan kesehatan kulit serta kekuatan tulang.
Teh Putih
Tidak hanya menjadi salah satu teh terbaik di dunia, teh putih juga digadang sebagai teh termahal asal Indonesia dengan harga per kilogramnya yang mencapai Rp 1 juta. Penyebab harganya yang tinggi adalah teh ini memiliki jumlah kafein paling sedikit dibanding teh lainnya dan juga kandungan antioksidan yang jauh lebih banyak. Selain itu, produksinya yang terbatas dan khasiatnya yang dinilai melebihi teh lain juga mendukung harganya yang fantastis.
Pusat perkebunan teh putih di Indonesia ada di Jawa Barat. Produksinya sendiri berasal dari pucuk daun Camelia sinensis yang langsung dikeringkan setelah dipetik tanpa melalui proses penyangraian seperti teh hijau atau oksidasi layaknya teh hitam. Teh putih membantu mengurangi berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi resiko kanker.
Teh Kayu Aro
Nama teh ini berasal dari lokasi penanaman teh yang ada di Perkebunan Kayu Aro, Gunung Kerinci, Jambi. Sebenarnya, teh kayu aro sendiri adalah salah satu jenis teh hitam. Pada era kolonial Belanda, perkebunan dengan luas 3.000 hektar dibuka dan hasil produksi tehnya menjadi komoditas perdagangan yang banyak dicari di Eropa.
Teh dengan aroma kuat ini juga menjadi salah satu minuman favorit bangsawan Belanda dan Eropa lainnya pada saat itu. Penikmatnya yang terkenal antara lain Ratu Beatrix dan Ratu Elizabeth II. Teh ini dianggap berkhasiat untuk pencernaan. Hingga saat ini ia masih menjadi salah satu teh terbaik di dunia dan diekspor ke Eropa serta Timur Tengah.
Teh Hitam
Teh hitam berasal dari tanaman Camelia sinensis yang melalui proses oksidasi. Teh ini paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di Indonesia. Meski beberapa negara lain juga memproduksi teh yang sama, teh hitam asal Indonesia memiliki bentuk yang agak berbeda serta berwarna lebih jernih dan tekstur yang lebih cair dengan nuansa segar.
Kafein yang tinggi pada teh hitam kerap dianggap sebagai masalah, padahal ini berkhasiat untuk mengurangi stress dan meningkatkan kerja otak bila dikonsumsi dalam kadar yang benar. Teh hitam kadang juga dinamai teh merah karena warnanya yang cenderung gelap kemerahan.
Komentar: